Sajak Usang Kelas Pekerja

Tetes Peluhnya mengalir, bak berkumpul dan berserikat Dengan segerombolan lelah yang terakumulasikan Ratusan Keluh yang bahkan, tak sempat tuk dia ucapkan Didiam dikesampingkan,di siklus pemenuhan yang panjang Ruam tulang yang memar, sendi yang seperti diloloskan Acuhkan sajalah demi mereka yang menunggu dia pulang Realisasi mimpi-mimpi, yang harus dia bayarkan Yang sisanya kini bahkan belum terlihat ujungnya Akankah waktu kan berpihak, menggenapkan kisahnya Terus melangkah dia berdendang Walaupun semesta tak mendengarkan Harmoni dijejalkan Di sajak usang kelas pekerja Pertarungan dan pertaruhan yang, dadunya coba dia lempar Pun dipecundangi para pemegang relasi jalur belakang Harga diripun kadang diserang, kredibilitas dipergunjingkan Namun dia trus berjalan keras harapan tergenggam Akankah waktu kan memilih, berdiri disisinya Bujuk rayu keinginan Dia tahu harusnya dikemanakan Harmoninya terdengar Di sajak usang kelas pekerja Satu hal yang tak kan dia lacurkan Kebanggaan kan selalu dalam dekap erat Dan tak kan hilang Terus melangkah dia berdendang Walaupun semesta tak mendengarkan Harmoni dijejalkan Di sajak usang kelas pekerja